pembinaan pemain juga dapat berjalan lebih baik ke depannya."
"Dengan program ini,
Sehingga kita bisa mengukur potensi di usia emas mereka," kata Achmad kepada Beritagar.id. "Program ini memberi kesempatan bagi semua atlet muda untuk mendapatkan kompetisi yang lebih adil.
seleksi pada tahan usia emas bakal lebih ketat. Ujung-ujungnya, persaingan antar atlet seumuran bakal lebih adil. kata Achmad, Adapun soal manfaat yang bakal didapat dari program ini,
tak banyak yang mengikuti program tersebut. Sayangnya, sebenarnya PBSI juga pernah melakukan program serupa. pada 2015 lalu, Menurutnya, Achmad Budiharto mengapresiasi banyaknya atlet yang ikut program pemutihan ini. Sekretaris Jenderal PBSI,
menyuruh melakukan dan turut serta melakukan tindakan manipulasi dokumen," katanya. "Tuntutan pidana ini juga diberlakukan kepada para pihak yang melakukan,
Kepala Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PBSI. berikut dengan tuntutan pidana," kata Rachmat Setiawan, maka akan dikenakan sanksi skorsing, apabila terbukti data kelahirannya tidak benar, "Bagi mereka yang tidak mengaku pada masa pemutihan ini,
terdapat 111 atlet yang mengaku telah melakukan pembohongan umur mereka selama ini. Hasilnya, Mereka yang mengakui kesalahan selama masa pemutihan akan dibebaskan dari sanksi oleh PBSI.
artinya berakhir pada 30 Juni 2017. Program ini berlaku tiga bulan, alias pengampunan bagi mereka yang mengaku dan mengkoreksi data kelahiran. PBSI membuat program pemutihan, pada akhir Maret lalu, Untuk itulah,
hal ini dapat mengganggu kelancaran pembinaan atlet bulu tangkis. Sebab, sangat merugikan dunia bulu tangkis Indonesia. Susi Susanti, menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Pencurian umur ini,
ketahuan memanipulasi dokumen kelahiran dengan menggunakan akte kelahiran orang lain. Sedangkan Dhiva, Farhan terbukti menggunakan dokumen kelahiran ilegal dan tidak tercatat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.
seperti yang dikutip dari Tempo.co.
Cara agak beda dilakukan Farhan dan Dhiva, modus yang dilakukan para atlet ini sama dengan Zoelvanka maupun Ghea. Rata-rata,
Farhan S dan Dhiva Ramadhan (PB Djarum Kudus). Muh. Cahya Kristian Banjarnahor (PB Jaya Raya Abadi Probolinggo), Mereka adalah Tabita Christian (PB Hiqua Wima Surabaya), di mana terdapat 4 atlet yang dihukum. Terakhir terjadi pada Maret 2017,
hingga larangan bermain 3-4 tahun. Ketiganya diberi sanksi dengan hukuman berbeda-beda; mulai denda dari Rp 20-40 juta,
Imka Putrama Arlin (PB Djarum Kudus) dan Tiara Ayuni Wulandari (PB Exist Jakarta). Mereka adalah Della Apriya Anggraini (FIFA Badminton Club Sidoarjo), Kali ini 3 atlet ketahuan yang mencuri umur. PBSI kembali menemukan hal serupa. Pada Oktober 2016,
Ghea mengatakan lahir pada 16 Maret 1997. Namun dalam surat pernyataan, atlet asal PB Exist Jakarta itu diketahui lahir pada 11 April 1995. Jawa Tengah, Dalam akte kelahiran no 851/1995 yang diterbitkan Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten Cilacap,
nama terakhir ini memalsukan akte kelahirannya. Sebab, dihukum mengikuti kejuaraan resmi PBSI selama 4 tahun. Ghea Kamahamas Pratama Putra, Atlet lainnya, Zoelvanka ketahuan memalsukan data kelahiran dari 1998 menjadi 1999.
yang diberi sanksi larangan mengikuti kejuaraan resmi PBSI selama dua tahun. Zoelvanka Andriansyah, Mereka adalah atlet PB Bintang Badminton Bogor, Dua atlet dari dua klub berbeda diskors karena hal ini. Pertama terjadi pada 2015.
setidaknya sudah 3 kali PB PBSI menghukum atlet muda karena ketahuan memalsukan usia mereka. Dalam 2 tahun terakhir ini, yakni terjadinya pencurian umur. Berulang kali dunia bulu tangkis Indonesia tersandung masalah serupa, Ini adalah masalah klasik.
Source: Beritagar.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.