™ Di Balik Tutupnya 7-Eleven di Indonesia

Jannet Juni 24, 2017
Di Balik Tutupnya 7-Eleven di Indonesia
Ilustrasi. Konsumen sedang mengantri untuk membayar belanjaan mereka dikasir Gerai Seven Eleven, Jakarta. TIRTO/Andrey Gromico

maka bayangan laba di masa mendatang akan semakin sempit. Dengan jumlah pemain yang semakin banyak, Binus Business Review mengungkapkan peta persaingan dalam industri convenience sudah diprediksi tidak akan menarik lagi pada masa mendatang karena kemungkinan persaingan akan semakin kecil.

angka terkecil penambahan gerai sejak 2011. Sementara gerai baru hanya dibuka 18, ada 20 gerai yang ditutup. Tahun itu, Untuk pertama kalinya 7-Eleven melakukan penutupan gerai. kala itu total penjualan bersih Sevel turun menjadi Rp886,84 miliar. keterpurukan Sevel mulai terjadi pada 2015, Namun, Penjualan bersih 2014 naik 24,5 persen menjadi Rp971,7 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp778,3 miliar. Kejayaan bisnis Sevel terjadi pada 2014 semenjak mereka membuka gerai di Bulungan Jakarta Selatan pada 2009.

Persoalan manajemen dan para pemegang saham keluarga dipercaya turut mewarnai kemelut bisnis Sevel karena kerugian yang terus ditangguk. salah satu pewaris bisnis Modern Grup. Penutupan seluruh gerai Sevel memang tak terpisahkan dari dugaan kemelut yang dialami PT Modern Sevel Indonesia di bawah nakhoda Henri Honoris,

jumlah gerai 7-Eleven di Jakarta mencapai 190 unit.  Sampai tahun 2014, memang tak ada yang menyangka bahwa manajemen Sevel akan mengambil keputusan dramatis menutup seluruh gerai Sevel. Saat kesepakatan transaksi akuisisi batal, jauh di bawah gerai Alfamart maupun Indomaret yang makin menggurita. karena Charoen Pokphand mempertimbangkan jumlah jaringan Sevel yang masih terbatas dan hanya di sekitar Jakarta, Faktor lain,

Jaringan Terbatas

masalah yang cukup membuat Charoen Pokphand mundur salah satunya karena ketentuan pembayaran franchise fee yang harus ditanggung pembeli sejak awal. alasan itu memang terlalu klise, Namun, Pemilik Sevel kesulitan mendapatkan izin menjual aset mereka dari berbagai instansi. Seorang sumber Tirto yang terpercaya mengatakan ada persoalan kerumitan dalam proses pengalihan aset. Persoalan pembatalan ini ditenggarai karena beberapa kendala krusial.

Sehingga rencana RUPS Luar Biasa yang akan berlangsung 21 Juni yang membahas soal akuisisi pun otomatis dibatalkan. MDRN menanggapi surat OJK Nomor:S-500/PM.221/2017 pada 24 Mei 2017 mengenai rencana akuisisi telah gagal. Dalam keterbukaan informasi perseroan, MDRN juga sudah sedikit membuka tabir keputusan dramatis mereka. Pada 31 Mei lalu, Pengumuman penutupan gerai Sevel sejatinya tak muncul begitu saja.

Rencana Akuisisi Gagal

Mohon maklum,” kata Santo. “Saya tidak berkenan untuk menjawabnya.

Public Relations & Marketing Event CPI PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) kepada Tirto, tak bisa berkomentar soal keputusan tersebut. Santo Kadarusman, Sementara itu PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) yang dikonfirmasi tak menanggapi lebih lanjut soal gagalnya akuisisi.

mengalami pembatalan karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan,” katanya. “Setelah rencana transaksi material perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di Indonesia dengan merek waralaba 7-Eleven beserta aset-aset yang menyertainya oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari perseroan kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia,

Business Acquisition Agreement yang diperkirakan akan tuntas 30 Juni 2017 malah jadi antiklimaks anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) terkait akuisisi yang sudah diumumkan 21 April lalu. Penutupan Sevel ini merupakan buntut dari gagalnya kesepakatan MDRN dengan PT Charoen Pokphand Restu Indonesia,

Lampu-lampu di gerai yang berlokasi di perempatan jalan itu pun sudah padam. Kaca transparan gerai Sevel yang biasanya bisa untuk mengintip jeroan gerai dari luar sudah tertutup rapat dengan kertas putih mengelilingi gerai. Meja dan kursi yang biasa terhampar di pelataran Sevel sudah tak tersedia. 19 Juni 2017. sudah tak ada aktivitas sejak Senin Malam, Banten, Tangerang Selatan, Pantauan Tirto, di gerai Sevel di Gaplek,

seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah entitas anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasional,” kata Direktur PT Modern International Tbk Chandra Wijaya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia 22 Juni 2017. “Bahwa per 30 Juni 2017,

Alasannya karena mereka keterbatasan sumber daya untuk melanjutkan operasional gerai-gerai Sevel. mengumumkan penutupan seluruh gerai mereka mulai 30 Juni 2017. Induk usaha pengelola jaringan convenience store 7-Eleven (Sevel) di bawah kendali PT Modern Sevel Indonesia, Kabar mengejutkan datang dari PT Modern International Tbk (MDRN).


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.