Nah positifnya teknologi ini tentu akan bermanfaat untuk pembicaraan rahasia yang dianggap privacy segala macam," Tito memungkas. dan sulit dilacak. jadi dia tidak ketahuan, hanya dengan user, chat to chat, saling kontak, tidak harus tahu nomor HP-nya. Tapi dia cukup gunakan username, Lalu account-nya bisa tersembunyi, Artinya dienkripsi sehingga tidak bisa disadap di tengah. "Kemudian end to end encryption.
Admin grup pun bisa disembunyikan. Telegram juga bisa membuat grup yang memuat sampai 10 ribu anggota. akun Telegram bisa disembunyikan. Alasannya, Telegram menjadi favorit para terduga teroris ini. Dia menuturkan,
dan sharing di grup online. chatting, mengajari membuat bom cukup dengan online, Sekarang, dulu teroris semisal dokter Azahari mengajarkan murid-muridnya untuk membuat bom secara langsung. Tito mengatakan,
jadi mereka tidak terstruktur tapi mereka masing-masing gerak sendiri terjadi self radicalisation. Jadi radikal sendiri melalui penggunaan IT sekarang ini," ucap dia. kemudian sekarang ini berkembang fenomena lone wolf, "Dua tahun terakhir ada 17 (kasus) mulai dari bom Thamrin dan lain-lain,
berkembang fenomena teroris lone wolf atau bergerak sendiri. Kemudian, Jakarta. 17 kasus tersebut salah satunya adalah Bom Thamrin, Menurutnya,
Senin (17/7/2017). sehingga mereka mencari saluran komunikasi lain yang aman buat mereka," ujar Tito di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, SMS bisa disadap, HP, Sekarang kan jaringan ini sudah tahu bahwa telepon bisa disadap, ada 17 kasus yang terkait dengan penggunaan Telegram dari jaringan ini. khususnya Densus, "Telegram dari hasil temuan Polri,
Kemkominfo akan menutup akses media sosial itu di Indonesia. Karena itu, ada 17 kasus terorisme dengan memanfaatkan media sosial Telegram. berdasarkan temuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan,
Source: Liputan6.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.