™ Bahaya Sampah Luar Angkasa

Jannet Agustus 01, 2017
Bahaya Sampah Luar Angkasa
Ilustrasi sampah luar angkasa. FOTO/Getty Images

demikian menurut laporan The Verge. keempat misi di atas diinstruksikan untuk mengarahkan satelit yang jatuh ke sebuah “kuburan” di wilayah Samudera Pasifik bagian selatan atau sebelah timur Selandia Baru, Agar aman,

Mereka berencana akan meluncurkan satelit ELSA-1 pada tahun 2018 yang akan melacak serpihan sampah antariksa lalu ditempelkan ke lem khusus agar bisa terkumpul. Strategi lain sebagai alternatif pembersih sampah antariksa berukuran kecil datang dari perusahaan startup asal Jepang Astroscale.

rencana ini menemui kegagalan saat peluncuran kargonya pada Februari kemarin. Sayang, Realisasinya akan melibatkan kargo bernama Kounatori 6 dalam proyek Kounatori Integrated Tether Experiment. Rencana ketiga datang dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) akan melibatkan medan magnet dari bumi sendiri agar sampah berbentuk satelit turun sendiri.

e.Deorbit akan menggunakan roket pendorong ke atmosfer bumi agar obyek sasaran terbakar habis di sana. Setelah obyek sasaran berhasil diamankan, kemungkinan dengan menggunakan tangan-tangan robotik yang dipasang di satelit e.Deorbit. Rencananya e.Deorbit akan “menempelkan” diri ke unit-unit sampah luar angkasa,

satelit pemantauan jarak jauh seberat 8 ton yang diluncurkan pada tahun 2002. masuk dalam program Clean Space Initiative ESA dan ditargetkan untuk menyeret “pulang” ENVISAT, sebagaimana dilaporkan kanal Space, e.Deorbit, alat bikinan European Space Agency (ESA) yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2023. Sampah dengan ukuran yang lebih besar menjadi tanggung jawab e.Deorbit, memakai robot. Kedua,

EDDE kemudian menyemburkan satelit atmosfer bumi sehingga terbakar dan kemudian berlayar lagi ke orbit yang lebih tinggi untuk menangkap satelit selanjutnya yang sudah jadi sampah. EDDE mengeluarkan jaring besar untuk menangkap obyek tersebut dan diturunkan ke orbit yang lebih rendah. Dengan menggunakan tenaga surya, EDDE didesain untuk mengarungi orbit bumi di mana satelit yang tak terpakai lagi berada.

menerima hampir dua juta dolar AS dari NASA untuk membuat pesawat luar angkasa ElctroDynamic Debris Eliminator (EDDE) yang akan bekerja membersihkan sampah antariksa dengan memanfaatkan jaring raksasa. Star Technology and Reseach (STAR), salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembersihan sampah antariksa, Empat tahun lalu, menggunakan jaring raksasa. Pertama,

Program pembersihan orbit bumi pada akhirnya lebih banyak diserahkan pada perusahaan riset lain yang punya strategi sendiri-sendiri. Penyebabnya: tidak setiap tahun NASA bisa menggunakan dana dari pemerintah untuk melakukan penelitian dan melakukan pembersihan sampah antariksa. Fakta lain yang juga menjadi pertimbangan adalah lambannya astrofisikawan dan ilmuwan membahas persoalan itu.

Jumlahnya Banyak, Efeknya Berbahaya

apa yang akan dilakukan setelah kita mengambilnya?" ujar mantan kepala program penanganan sampah antariksa pertama di NASA itu kepada Xinhua. Ketiga, bagaimana kami mengambil obyek yang berputar dan tidak dirancang untuk bisa diambil? Dua, bagaimana kita bisa mendapatkan sampah itu secara murah? "Satu,

Ia menegaskan bahwa ada tiga isu utama yang harus diselesaikan berkaitan dengan pembersihan sampah antariksa. tapi sayangnya belum ada yang diuji secara serius apalagi sampai menunjukkan hasil nyata. pernah berkata bahwa industri antariksa secara perlahan mengembangkan ide untuk membersihkan sampah antariksa, Donald Kessler, Astrofisikawan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA),

Hangatnya isu ini sejak satu dekade belakangan pun menimbulkan tanya: usaha penanggulangan seperti apa yang sedang kita jalankan? dan berbagai kegiatan penting lain di bumi. akses global untuk keuangan atau perbankan, fasilitas navigasi untuk transportasi, mulai dari sistem peringatan dini bencana, Satelit-satelit itu punya banyak fungsi,

bahkan beberapa tahun terakhir ratusan kejadian di mana sampah antariksa hasil uji coba pada 2000 sudah semakin mendekati satelit-satelit mereka sendiri," ujar Rose sebagaimana dikutip dari Antara. "Sampah antariksa ini jelas akan menjadi ancaman bagi sistem keantariksaan banyak negara,

yang sudah tidak aktif. Cosmos 2251, hancur tertabrak sesama satelit Rusia lain, Iridium 33, kejadian signifikan terjadi di ruang hampa udara saat satelit Rusia, lanjut Rose, Sementara pada 2009, Contohnya terjadi pada 2007 saat Cina menguji coba satelit dan menghasilkan 3.000 fragmen berukuran di atas 10 cm yang diperkirakan akan ada di luar angkasa untuk selama ratusan tahun. Sumbernya macam-macam.

dan sisa 100.000.000-nya berukuran antara 1 mm-5 cm. 500.000 lain berukuran lebih dari 5 cm, 23.000 di antaranya seukuran bola tenis atau lebih besar dari 10 cm, Versi yang ditangkap radar milik Pusat Gabungan Operasi Antariksa menyebut kini ada lebih dari 100.523.000 sampah antariksa. Jumlah sampah luar angkasa berbeda-beda menurut temuan masing-masing lembaga.

Rencana Banyak, Realisasi Tak Jelas

Kesemuanya berotasi mengelilingi bumi bersama satelit yang masih aktif hingga stasiun ruang angkasa. dan Kepatuhan Amerika Serikat Frank A. Rose menyebutkan bahwa sikat gigi bekas juga ada di antariksa. Verifikasi, Asisten Sekretaris Biro Pengendalian Senjata, Jumat (26/2/2016), Jakarta, Dalam diskusi Three Minuters of Darkness Over Indonesia di @America,

dan lain sebagainya. serpihan bekas tubrukan antar sampah antariksa, bekas bagian roket, Mulai dari bekas satelit, Bentuknya macam-macam. antara lain “space debris,” “space junk,” “space waste,” “space trash,” atau “space litter.” Definisinya meliputi obyek buatan manusia yang tak lagi berfungsi dan melayang dibiarkan begitu saja di bagian atmosfer terluar. Sampah antariksa punya banyak istilah asing,

jatuhnya roket FALCON 9 R/B jatuh Madura pada 2016 lalu. Keempat, jatuhnya pecahan roket CZ-3A milik Cina pada tahun 2003 di Lampung. Ketiga, jatuhnya bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 di Bengkulu pada tahun 1988. Kedua, Kejadian pertama terjadi di Gorontalo pada tahun 1981 yakni jatuhnya salah satu bagian motor roket Cosmos-3M/Space Launcher 8 (SL-8)/11K65M milik Rusia.

Bahaya Sampah Luar Angkasa
Infografik bahaya sampah di orbit bumi

ada empat peristiwa lain terkait jatuhnya sampah antariksa di Indonesia. Merujuk arsip sejumlah media massa,

Ia menduga benda tersebut adalah bekas bagian untuk menyimpan bahan bakar roket. adalah untuk mengetahui siapa pemiliknya. katanya kepada Antara, Tujuannya, Jawa Barat. benda itu akan diteliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN Bandung, kata Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Agam Syafrijon, Dalam prosedur lanjutan,

hari itu ia jatuh ke tempat kejadian perkara. Namun karena suatu hal, Diketahui benda logam berbentuk bulat dengan diameter 110 centimeter dengan berat sekitar 7,4 kilogram itu adalah sampah antariksa yang mengapung di orbit bumi. Kapolres Agam AKBP Ferry Suwandi kemudian mengontak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Agam.

tak ada bangunan yang hancur atau timbul korban jiwa. Beruntung, Kepolisian sektor Tanjungraya datang ke lokasi dan membawa benda asing itu ke markas komando setelah suhunya dibiarkan mendingin selama kurang lebih satu jam. Tanah di sekitarnya terasa panas serta mengeluarkan asap. Lubang hitam yang menganga terlihat di titik kejatuhan.

Di sana mereka menemukan benda logam berbentuk bulat di jalan kelas C atau jalan kabupaten yang menghubungkan Maninjau dan Sungai Batang.

Ia dan beberapa warga lain segera mendatangi lokasi.  mengaku kaget sebab bunyi lumayan keras. Sidik (30), Salah satu saksi, Jarum jam menunjukkan pukul 09.30 pagi menjelang siang.

Sumatera Barat dikejutkan oleh jatuhnya benda asing dari langit.
Kabupaten Agam, Kecamatan Tanjungraya, Pada Selasa (18/7/2017) masyarakat di Sungai Batang,


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.